NB: Gambar diambil dari Google
: Shin
Di tapak senja itulah kubina taman kecil; singgasana terindah untuk batang-batang ilalangku yang merapuh manakala hujan tak sudi bertandang menyapa subuh yang gaduh.
Pada tamadun petang itu pula kurenda gubuk mungil; pesanggrahan lelah untuk sepasang lebah yang menyaring madu setelah pagi menanak mimpi pada embun-embun yang luruh.
Dari sanalah aku mengenal engkau dalam balutan sepasang sayap hitam putih terkembang anggun, bergelayut manja di bawah helaian pucuk-pucuk buluh.
Tatapmu bergenang selaksa tanya tanpa setitik pertanda yang mampu kueja di garis-garis daun, pun tak engkau beri sekerat saja isyarat pada remang hari yang kian berembun.
Entah pedih selayak apa terhampar di muara airmatamu, yang akhirnya membuatku mengajukan tanya agar engkau luluh.
: Maukah engkau sejenak mengatupkan sepasang sayapmu, menemaniku duduk di sisi beranda; mengeja kenangan lusuh.
…
Sebelum jatuh?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar