NB: Gambar diambil dari Google
Huesca (John Cornford)
Heart of the heartless world,
Dear heart, the thought of you
Is the pain at my side,
The shadow that chills my view,
The wind rises in the evening,
Reminds that autumn is near.
I am afraid to lose you,
I am afraid of my fear.
On the last mile to Huesca,
The last fence for our pride,
Think so kindly, dear, that I
Sense you at my side.
And if bad luck should lay my strength
Into the shallow grave,
Remember all the good you can;
Don't forget my love.
Puisi di atas, yang berjudul Huesca, bisa dikatakan merupakan titik awal kecintaanku pada dunia perpuisian, meski aku sendiri tidaklah terlalu serius mendalaminya. Huesca sendiri bercerita tentang perang sipil di Spanyol. Kesan pertama setelah membaca puisi ini, adalah perasaan kehilangan yang begitu membuncah. Menilik dari keindahan dari kata-kata yang digunakan, siapa yang akan menyangka bahwa puisi seindah ini dibuat dibawah tekanan oleh seorang pemuda berusia 20 tahun?
Penyair ternama Indonesia, Chairil Anwar, menerjemahkan puisi di atas sebagai berikut:
Huesca (Terjemahan Chairil Anwar)
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Adalah derita di sisiku
Bayangan yang bikin tinjauan beku
Angin bangkit ketika senja
Ngingatkan musim gugur akan tiba
Aku cemas bila kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku
Di batu penghabisan ke Huesca
Pagar penghabisam dari kebanggaan kita
kenanglah, sayang, dengan mesra
Kau kubayangkan di sisiku ada
Dan jika untung malam menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal
Ingatlah sebisamu segala yang baik
Dan cintaku yang kekal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar