NB: Gambar diambil dari Google
dan ketika remah-remah kenang menguak tabir, umpama geliat air merajah tajuk di kaki pasir
syahdan, kau ajak aku memintal aksara di bibir senja, merajut serat nestapa di
gurat renta pendapa masa: hikayat adam dalam kelana separuh buana.
firdaus yang tersamar, swargaloka yang kau sembunyikan di balik mantel
beledu tua yang kian memudar.
adalah mimpi, katamu, purnama yang bertunas di tepi jendela. tawa adalah
mahkota mereka, sedang engkau jelata mendamba cahaya. kau hujat pedih
yang merupa bara di tapak tangan, hakikat lara tak berkesudahan.
maka dalam sunting jenaka, kuracik jawab tentang kasih yang kenal pilih,
sayang tak kenal bimbang.
nun di bawah teratak langit, berlintas peristiwa mengepung laju airmata.
tanya tak berjeda menikam-nikam sukma, silsilah bahagia tak terurai di lekuk kata.
pada akhirnya kau dan aku sama menuba asa: sehelai amin di penutup pinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar