NB: Gambar diambil dari Google
Aku hanya ingin mengajakmu menyulam butir-butir airmata kita menjadi kristal mungil yang akan kita letakkan berjajar di tepian pantai, tempat dimana kita berlomba menulis tentang rasa dari hati terdalam dengan sebatang ranting mahoni yang masih menggambarkan sisa ketegaran dalam gurat rentanya.
Kau lihatlah ke arah mana telunjukku menunjuk! Bukankah pendar mentari senja di permukaan air yang mengambang masih begitu indah walau sebentar lagi kelam akan menelan semua yang terhampar, berganti gulita dengan kerlip kunang-kunang yang nyata?
Apakah kau telah sedemikian lelah, menghabiskan separuh hari bersamaku? Jika demikian adanya, rebahkanlah kepalamu di pangkuanku. Berbaringlah di atas belaian lembut pasir-pasir nan serpih dan deru angin yang akan mengantarkanmu menelusuri istana mimpi. Biarkan aku membelai rambutmu, meski dengan gerak yang tak pernah lagi sesempurna kenang pertama yang tercipta di antara kita. Meski hanya dengan separuh perasaan yang tertinggal setelah petaka merenggut arti bahagia dari kitab asmara kita.
Aku hanya ingin mengajakmu mengeja pertanda yang tak pernah usai mengartikan risalah luka dalam tiap gelutan gelombang…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar