Jumat, 11 September 2015

Perempuan dan Kenangan

NB: Gambar diambil dari Google


di sempadan siang itu aku membuka lembar-lembar berdebu dari kitab kenangan. serpih-serpih cerita memutar angan pada bebuih dan riak yang tak berjeda melantunkan dendang. pun ada pasir-pasir putih yang tersisa, juga kaki-kaki air yang melumat nama kita di ukiran karang; melahap rindu yang akhirnya terdampar di bibir petang.

jangan menungguku, kukirim pesan lewat kepak-kepak elang. di mendung penghabisan, aku lebih rela menjaring awan sendirian. engkau sepatutnya menghela sampan bersanding lentera ke semenanjung utara, sementara aku memutar perahu kertas ke tapal selatan. aku tak sanggup tawarkan seikat ilalang mengikat perih di ladang impian.

aku terlanjur melihatmu menyeret arus kenangan
sementara aku hanya meringkuk
menanti keajaiban 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar